Senin, 11 Oktober 2010

Temulawak Jadi Ikon Produk Indonesia


JAKARTA - Pemerintah bersama PT SOHO Industri Phar-masi menandatangani nota kesepahaman pengembangan kluster industri temulawak, Temulawak merupakan salah satu dari 32 produk yang diprioritaskan pemerintah untuk didorong produksinya dengan konsep kluster sehingga menjadi ikon produk Indonesia.

Dirjen Hortikultura Achmad Dimyati mengatakan kesepakatan tersebut meliputi penggunaan lahan di wilayah Sukabumi yang akan dijadikan inti kluster industri temulawak di Indonesia. Kerja sama tersebut melibatkan Institut Pertanian Bogor sebagai penyedia benih temu lawak bermutu tinggi. "Temulawak akan jadi unggulan nasional dan jadi ikon Indonesia," kata Achmat Dimyati di Jakarta, Jumat (19/2).
Dimyati menambahkan saat ini, produksi biofarmaka (ba-han obat herbal) di Indonesia pada 2008 sebanyak 465.257 ton termasuk temulawak sebanyak 23.740 ton. Corporate Ethical Business Development Division Head PT SOHO Industri Pharmasi David Bouk mengatakan dia ingin menjadikan temulawak sebagai ikon Indonesia. "Kami ingin temulawak jadi ikon Indonesia saat ini," katanya.
Menurut dia, SOHO telah mengembangkan produk herbal dari temulawak sejak 20 tahun yang lalu. Ia mengaku sedang mengembangkan konsep seed to patient, yaitu kontrol mutu tidak hanya dari bahan baku tapi dari benih hingga ke konsumen.
Pada tahap awal, SOHO telah membeli lahan pengembangan temulawak seluas 10 hektare untuk lahan inti. Setelah itu, SOHO menargetkan perluasan lahan yang diproyeksikan pada 2015-2018 menjadi 90 ha sampai 100 ha.Bupati Sukabumi Sukmawijaya mengatakan selama ini produksi temulawak baru sekitar dua persen dari total produksi hasil pertanian di wilayahnya. Produksi temulawak belum menjadi prioritas karena masa tanamnya cukup
lama yaitu delapan bulan, harganya murah, dan tidak ada jaminan pasar.
Namun, ia mengatakan pemda mulai memberikan perhatian lebih pada pembangunan kluster industri temulawak di Sukabumi dengan mengalokasikan APDB seni-lai 87 juta rupiah pada 2010. "Kami akan fokus membangun kawasan industri temulawak hingga tiga tahun mendatang," ujarnya.
Ekspor Temulawak
David juga mengatakan PT SOHO Industri Pharmasi juga menargetkan untuk mulai mengekspor temulawak ke negara maju seperti Australia dalam empat hingga lima tahun ke depan. Ia menambahkan saat ini ekspor produk temulawak cukup besar dari total ekspor produknya meski nilai ekspor perusahaannya ndak signifikan bagi pendapatan perusahaan. "Yang diekspor masih kecil, tidak signifikan terhadap portofolio SOHO," ujar dia.
Menurutnya, omzet pasar farmasi Indonesia sebesar 30 triliun rupiah per tahun yang mencakup 10 persen sampai 20 persennya merupakan pasar produk herbal. "Sekitar 3-4 triliun rupiah, angka itu tidak mencerminkan angka penjualan produk herbal yang riil," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar