Senin, 11 Oktober 2010

Pentingnya Karyawan Yang Inovatif Bagi Organisasi


Sebenarnya kata inovasi mengandung pengertian yang tidak seragam. Secara klasik, inovasi diartikan sebagai proses membuat perbaikan dengan mengenalkan sesuatu yang baru, suatu perbuatan mengenalkan sesuatu yang baru dengan cara yang baru (The Amirican Heritage Dictionary), memperkenalkan sesuatu yang baru (Merriam-Webster Online), merupakan ide, metode atau pemikiran yang baru (Merriam-Webster Online), kesuksesan memanfaatkan ide yang baru (Departemen of Trade and Industry), perubahan atas penciptaan dimensi yang baru dari kinerja (Peter Drucker), merupakan ide kreatif yang direalisasikan (Frans Johansson).
Menurut Luecke and Katz (2003), inovasi diartikan sebagai pemahaman umum tentang pemikiran baru atau metode baru. Diartikan juga sebagai perwujudan, kombinasi, atau sintesis atas pengetahuan yang orisinil, relevan, nilai baru atas produk, suatu cara, atau pelayanan. Sedangkan menurut Sumiyarto (2006) pada intinya inovasi adalah sesuatu yang baru yang dihasilkan (sebagai output perusahaan) atau sebagai suatu proses adopsi atau pengaplikasian sesuatu yang “baru” oleh sebuah organisasi sedemikian rupa sehingga organisasi ini menjadi lebih kompetitif. Sesuatu yang baru tersebut bisa berupa produk atau jasa baru yang dapat memberikan nilai lebih dibandingkan produk yang lama. Bisa juga sesuatu yang baru itu adalah proses baru menciptakan efisiensi dalam produksi, penyampaian (deliveri) maupun peningkatan pelayanan. Menurutnya, inovasi juga mencakup proses mengadaptasi produk atau mengadaptasi proses yang sudah ada. Mengacu pada kerangka Woodman, inovasi dapat diartikan sebagai proses adaptasi produk, jasa, ide atau proses baik yang sudah ada di dalam organisasi maupun yang dikembangkan dari luar organisasi. Dengan kata lain, perusahaan yang meniru produk perusahaan lain atau mencontoh cara kerja perusahaan lain dapat juga dikatakan melakukan inovasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar