Senin, 11 Oktober 2010

Harga Barang Kebutuhan Pokok Naik Tinggi

Makassar, Kompas - Pascanaiknya harga bahan bakar minyak, harga-harga barang
kebutuhan pokok di Makassar dilaporkan naik tinggi. Kenaikannya bervariasi
sekitar Rp 100-Rp 1.000. Beberapa barang kebutuhan pokok, seperti beras,
gula pasir, terigu, minyak goreng, ikan, dan sayur-sayuran mengalami
kenaikan cukup tinggi. Ini merupakan kenaikan yang kedua karena saat BBM
belum resmi naik barang kebutuhan pokok sudah merambat naik.

Pemantauan Kompas di pasar tradisional, seperti Pasar Sambungjawa dan
Pabaeng-baeng, serta sejumlah pedagang eceran di Kota Makassar, Jumat (4/3),
menunjukkan hal itu.

Beberapa barang yang menunjukkan kenaikan cukup tinggi adalah gula pasir,
terigu, beras, dan minyak goreng kemasan. Gula pasir misalnya, yang sebelum
kenaikan masih seharga Rp 5.200 per kilogram, sehari setelah kenaikan naik
menjadi Rp 5.300 per kilogram dan dua hari berikutnya naik lagi menjadi Rp
5.500 per kilogram.

Sementara terigu yang sebelum kenaikan BBM masih dijual Rp 3.800 per
kilogram saat ini sudah naik menjadi Rp 4.500 per kilogram atau naik Rp 700.
Minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual Rp 6.300-Rp 6.500 per kemasan
600 ml saat ini sudah dijual Rp 7.500.

Sedangkan beras, sejak Januari lalu sudah mulai naik dengan besaran Rp
250-Rp 500 per kilogram. Dengan kenaikan harga BBM ini, berarti beras juga
sudah mengalami dua kali kenaikan.

Kayu bakar
Dilaporkan, sebagian warga di kawasan Padang Cermin, Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung, saat ini kembali menggunakan kayu bakar untuk
memasak karena harga minyak tanah di kawasan itu saat ini sudah mencapai Rp
1.700 per liter. Warga yang umumnya nelayan itu mengumpulkan kayu bakar dari
kawasan perkebunan kelapa yang ada di sepanjang pantai Padang Cermin.

Sementara persediaan minyak tanah di Depot Pertamina Jambi dilaporkan kosong
karena pasokan dari Plaju, Kota Palembang, Sumatera Selatan, tersendat.
Akibatnya, puluhan pangkalan minyak tanah di Kota Jambi dan sejumlah
kabupaten di Provinsi Jambi kemarin tidak mendapat pasokan.

Kepala Depot Pertamina Jambi Firmano menjelaskan, kosongnya minyak tanah di
Depot Pertamina Jambi disebabkan oleh terlambatnya pasokan dari Plaju,
Palembang. Kepala Pengadaan Pertamina Sumatera Bagian Selatan Hengki mengaku
tidak tahu minyak tanah kosong di Depot Pertamina Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar